Kata Playing Victim Bikin Heboh, Bisa Menimbulkan Masalah Berkepanjangan

Kamis, 02 November 2023 - 17:14 WIB
loading...
Kata Playing Victim...
Kata playing victim bikin heboh, baru-baru ini. Pasalnya, merujuk pada suatu peran yang dimainkan seseorang sebagai korban untuk mendapatkan perhatian. Foto/ superyou
A A A
JAKARTA - Playing victim mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia dan bikin heboh, baru-baru ini. Pasalnya, playing victim merujuk pada suatu peran yang dimainkan oleh seseorang sebagai korban untuk mendapatkan perhatian atau memanipulasi suatu keadaan.

Belakangan, istilah ini mendadak populer karena pernyataan politikus senior PDI-P Aria Bima. Dia menyebut bahwa pihaknya memutuskan tidak memecat putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dari partai demi menghindari keributan dan menjadi obyek playing victim.



Lantas, melihat fenomena ini, apa dampak yang bisa ditimbulkan bagi pelaku maupun obyek playing victim? Berikut ulasannya dilansir dari beberapa sumber, Kamis, (2/11/2023).

Dalam kasus ini, salah satu faktor pemicu terjadinya playing victim di lingkungan politik adalah karena adanya salah satu daya upaya untuk seseorang agar dapat melindungi diri dari kesalahan yang diperbuat sendiri.

Imbasnya, timbul perasaan tidak boleh ditundukkan oleh orang lain. Akibatnya, muncul rasa iri di dalam hati.

Rasa iri pada orang yang lebih sukses ini kemudian berubah menjadi rasa dendam di dalam hati. Maka dari itulah, pada saat ada kesempatan, dia akan mengeksploitasi orang lain dengan kesalahan yang dilakukan dan mengotorkan nama baik lawannya.

Dampak yang dirasakan sendiri oleh pelaku playing victim sendiri adalah tidak ada pembelajaran bermakna dalam menjalani kehidupan ke depannya, serta tidak ada beban mental yang dirasakan.

Pelaku playing victim akan terus dihantui rasa bersalah terhadap diri sendiri dan orang lain yang menjadi sasaran playing victim. Hal ini akan memperlambat sikap dewasa dalam diri.

Mulai dari munculnya penyakit hati akibat selalu menuduh orang lain, sulit untuk mengintropeksi diri sendiri karena hanya sibuk menunjuk orang lain harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dia perbuat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2153 seconds (0.1#10.140)